Dialektika Sosial-Ekonomi Pertanian Lahan Kering
Tulisan Prof. Fred L. Benu, MSi., Ph.D. yang untuk sementara ini ditayangkan mencakup topik-topik sebagai berikut:
- Mengapa harus disebut pertanian lahan kering, padahal aktivitas budidaya selalu bersentuhan dengan ketersediaan air?
- Mengapa sektor pertanian lahan kering indentik dengan kemiskinan padahal terdapat sejumlah potensi yang dapat dimanfaatkan bagi pembangunan kesejahteraan?
- Asumsi awal mengatakan bahwa kemiskinan pada daerah dengan tipe pertanian lahan kering disebabkan oleh keterisolasian wilayah. Tapi mengapa setelah dilakukan pembangunan infrastruktur untuk membuka isolasi wilayah termasuk jalan dan moda transportasi, ternyata tidak mampu mendongkrat kinerja pembangunan pertanian lahan kering?
- Petani cukup memahami bahwa kebutuhan pangannya dapat dipenuhi dengan melakukan strategi pemasaran yang baik, tanpa harus menyimpan komoditi pangan nya untuk satu musim tanam. Tetapi mengapa hal tersebut tidak dilakukan?
- Mengapa ternjadi fenomena “loncatan” tenaga kerja muda dari sektor pertanian berbasis lahan ke sektor informal perkotaan dalam 10 tahun terakhir?
- Mengapa pada masa ekonomi liberal saat ini muncul fenomena bahwa harga sejumlah produk pertanian “import” (bunga, kopi luwak) cendrung memiliki daya atraksi permintaan yang luar biasa sekalipun memiliki harga yang sangat tinggi dengan mutu relatif sama dengan komoditi lokal tradisional?
- Mengapa akhir akhir ini para petani lahan kering sering didera ancaman kekurangan pangan padahal sebelumnya fenomena ini jarang terjadi?
- Mengapa kehadiran pasar di tingkat desa malah mendorong ekspansi produk perkotaan dan perilaku konsumtif masyarakat desa?
- Mengapa ditemukan adanya fenomena petani lahan kering cenderung menghindar dari jenis usahatani lahan basah, walaupun terdapat sejumlah potensi pertanian lahan basah?
- Mengapa petani lahan kering tetap mengusahakan sejumlah komoditi lokal tradisional tanaman pangan (jagung dan ubi kayu) walaupun disadari bahwa ada sejumlah komoditi pangan lainya yang lebih prospektif memberikan keuntungan?
- Mengapa sebagian besar petani lahan kering enggan menggunakan pupuk walaupun disadari bahwa penggunaan input pupuk mampu meningkatkan produktivitas pertanian?
- Apakah peningkatan produksi pangan saja dapat menjamin keamanan pangan bagi masyarakat?